My another blog

Cinta Perempuan Seumpama Kuku

Kutipan dari sebuah milis :


"Cinta laki-laki seumpama gunung. Ia besar tapi konstan dan (sayangnya) rentan, sewaktu-waktu ia bisa saja meletus memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya. Cinta perempuan seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus bertambah. Jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi."

Perumpamaan di atas terilhami melalui sebuah dialog dalam adegan film "Bulan Tertusuk Ilalang" karya Garin Nugroho. Betapa menakjubkan. Dan kalimat itu mengingatkan saya pada kenangan tentang sahabat saya dan mamanya ketika masa-masa SMP-SMU dulu.

Kala itu, nyaris setiap hari saya main ke rumahnya yang jauh di selatan kota . Saya tahu dia anak orang kaya. Papanya, pimpinan sebuah instansi pemerintah terkemuka di kota saya dan mamanya adalah ibu rumah tangga biasa. Saya tak heran mendapati barang-barang bagus dan bermerk di rumahnya yang masih dalam tahap renovasi. Sofa yang empuk, televisi yang besar. Saya hanya bisa berdecak kagum sekaligus iri.

Tapi, lama-lama saya menyadari bahwa isi rumah itu makin kosong dari hari ke hari. Perabotan yang satu per satu lenyap dan televisi yang 'mengkerut' dari 29 inchi ke 14 inchi. Perubahan paling mencolok adalah wajah mama sahabat saya. Suatu saat ketika ia berbicara, tak sengaja saya dapati suatu kenyataan bahwa mama sahabat saya itu kini ompong! Kira-kira 2-3 gigi depannya hilang entah kemana.

Saya tak berani -lebih tepatnya tak tega - untuk bertanya. Saya juga tak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan sendiri. Yang jelas, sebuah suara, jauh di lubuk hati saya bergema : "Sesuatu yang buruk telah terjadi di rumah itu!" Benarlah, tanpa diminta akhirnya sahabat saya datang berkunjung ke rumah saya. Setengah berbisik, ia bercerita bahwa papanya selingkuh dengan perempuan lain dan karenanya, nyaris tak pernah pulang ke rumah. Dan ini bukan main-main, perempuan itu hamil dan menuntut pertanggung jawaban papanya.

Dengan emosi ia bercerita bahwa papanya mengajaknya ke rumah perempuan itu dan meminta sahabat saya untuk memanggilnya dengan sebutan "Mama". Sebuah permintaan menyakitkan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh sahabat saya. "Mamaku cuma satu" tangkisnya tegar saat itu. Dan misteri tentang gigi mamanya yang tiba-tiba ompong, barang-barang mewah dan perabot yang satu persatu menghilang dari rumahnya pun terkuak sudah. Semuanya adalah akibat ulah papanya jua.

Dan setengah frustasi ia mengadu pada saya bahwa ia harus menanggung semua beban berat itu sendirian karena kakak satu-satunya yang kuliah di luar kota tak peduli dan tak mau memikirkan masalah itu. Mamanya pun -yang lemah lembut- tak bisa berbuat banyak dengan kelakuan suaminya. Ia cuma bisa pasrah, gigi yang ompong itu buktinya. Dan saya? Hanya doa dan motivasi yang bisa saya berikan agar sahabat saya itu tabah dan tak putus berdoa.

Toh sekarang, setelah lama peristiwa itu berlalu, doa sahabat saya pun dijawab oleh Tuhan. Ketika itu menjelang kelulusan SMU, ia bercerita pada saya bahwa papanya sudah 'sembuh', bertobat, dan kembali ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Nasib the other women itu entah bagaimana. Sampai di sini persoalan beres. Dan saya takjub mendengarnya, senang sekaligus heran.

Bagaimana mungkin masalah pelik ini bisa selesai semudah itu? Nurani keadilan saya berontak. Saya tak habis pikir, betapa mudahnya mama sahabat saya itu memaafkan dan menerima kembali suaminya setelah semua yang dilakukannya. Lelaki itu tak cuma berkhianat, tapi juga menyakiti fisiknya, merontokkan gigi-gigi depannya, tak menafkahi anak-anaknya dan nyaris mengosongkan isi rumahnya. Dan ia memaafkannya begitu saja. Sebuah kenyataan yang ternyata banyak juga saya temui di masyarakat kita.

Perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan dengan mudah, hanya dengan kata maaf. Mungkin inilah yang disebut orang sebagai "CINTA"! Papa sahabat saya adalah laki-laki dengan cinta sebesar gunung, dan ketika ia meletus, laharnya meluap kemana-mana, menghanguskan apa saja, melukai fisik dan terutama hati dan jiwa istri dan anak-anaknya.

Mama sahabat saya adalah perempuan dengan cinta sebesar kuku. Memang cuma seujung jari, tapi cinta itu terus tumbuh, tak peduli jika kuku itu dipotong, bahkan jika jari itu cantengan dan sang kuku terpaksa harus dicabut, meski sakitnya tak terkira, kuku itu akan tetap tumbuh dan tumbuh lagi.

Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang saya yakin tak cuma dimiliki oleh mama sahabat saya itu. Cinta yang terwujud dalam sebuah tindakan agung : "Memaafkan". Sebuah tindakan yang butuh kekuatan besar, butuh energi banyak, yang anehnya banyak dimiliki oleh makhluk (yang katanya) lemah bernama perempuan.

Baca Selengkapnya..

Kekuatan sebuah Doa

Ini cerita tentang soerang pengusaha muda yang suskes yang terserang stroke hingga tak sadarkan diri. Ceritanya begini...

Suatu pagi ketika hendak mandi si pengusaha ini terjatuh di kamar mandi dan tak sadarkan diri. Ketika dibawah ke rumah sakit, oleh dokter didiagnosa mengalami stroke. Istri si pengusaha ini mulai menelepon sanak famili untuk memberi kabar tentang sakitnya sang suami. Meski kalut si istri masih bisa tegar dan tak menangis ketika memberi kabar pada sana famili. Tak lupa si istri juga menelepon orang kepercayaan si suami di kantor.

Ketika tengah malam tiba tepat tiga hari si pengusaha tak sadarkan diri ada malaikat penjemput datang menemuinya. Di dalam alam lain mereka saling bercakap-cakap:
Malaikat: Aku datang membawa kabar baik dari Tuhan, engkau masih diberi kesempatan untuk sembuh dan hidup sehat seperti dulu.
Pengusaha: Ya, Tuhan terima kasih Engkau masih memberiku kesempatan.
Malaikat: Namun ada satu syarat.
Pangusaha: Apa itu?
Malaikat: Jikalau ada 50 orang bersama-sama berdoa untukmu, Aku akan menyembuhkanmu.
Pengusaha: (Sambil tertawa meremehkan) Hahaha gampang itu, aku punya 200 karyawan di kota ini, di beberapa kota lain separonya. Kalau cuma 50 orang gampang itu.
Malaikat: Waktumu hanya aku beri sampai tengah malam besok. (24 jam aja maksudnya).

Pada keesokkan harinya tepat jam 11 malam sang malaikat penjemput datang lagi dan mereka mulai bercakap-cakap lagi.
Malaikat: Waktumu tinggal 1 jam lagi, namun sampai detik ini baru 3 orang yang berdoa untukmu.
Pengusaha: (dengan nada marah) Tidak mungkin itu????
Malaikat: Bahkan orang yang paling kamu percaya di perusahaan kamu, tak sekalipun berdoa untukmu.
Pengusaha: Tidak mungkin, dia cukup setia kepadaku....
Tak menggubris omongan si pengusaha, sang malaikat membuka tirai putih lebar...
Malaikat: Engkau ingin melihat siapa 3 orang yang berdoa untukmu?
Pengusaha: Ya siapa itu???
Lalu malaikat memperlihatkan gambar bergerak seperti bioskop.
Malaikat: Itu Istrimu dan kedua anak mu. Sedari engkau sakit istrimu dan anak-anak mu tak pernah lepas dari doa.

Lalu terdengar suara sang istri berdoa. Ya Tuhan, aku tau suamiku bukan tipe suami penyayang keluarga dia pernah berselingkuh dengan sekretarinya, suamiku belum bisa mengamalkan ajaranMu, suamiku bukan tipe pemimpin yang baik. Aku juga tau dalam menjalankan perusahaannya dia seringkali memakai cara-cara licik dan terkadang keji. Aku juga tau dia pernah memecat karyawan yang tak bersalah. Aku tau kegiatan sosial ke panti-panti asuhan dan membayar wartawan untuk meliput dan memberitakannya hanyalah untuk mencari popularitas. Tapi Tuhan, tolong pandangi anak-anaknya yang masih kecil-kecil ini. Mereka masih membutuhkan sosok seorang ayah. Akupun tak bisa hidup membesarkan mereka sendiri tanpa dirinya. Mohon Tuhan berikan kesempatan sekali lagi untuk hidupnya.

Malaikat: Lihat itu istrimu berdoa sambil memangku anakmu yang bungsu, si sulung meski sudah tertidur di kursi rumah sakit tadinya dia juga berdoa.
Pengusaha: Tuhan, ampuni dosa-dosaku.....

Tepat pukul 12 malam...
Malaikat: Saat ini ada hal yang harus kau syukuri, Tuhan memberimu kesempatan hidup dan memberimu kesembuhan.
Pengusaha: Terima kasih Tuhan, terima kasih Malaikatku...
Malaikat: Bukan karena kamu, melainkan tepat jam 12 malam ini ada 50 anak-anak panti asuhan yang minggu lalu engkau beri bantuan berdoa bersama-sama untuk kesembuhanmu. Ada salah satu anak yang membaca berita tentangmu yang sedang sakit keras di koran pagi ini. Anak itu lalu memberitahu pengasuhnya untuk mengajak berdoa bersama demi kesembuhanmu. Tuhan telah memberimu kesempatan untuk merubah hidup dan perilakumu...Semua kesuksesan kamu bukan hanya datang dari dirimu seorang, melainkan dari semua orang yang ada didekatmu...orang-orang yang mendukungmu....

Selamat merenung, cerita ini dari berbagai sumber.....

Baca Selengkapnya..

Ketika Kita Melihat Cinta

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita menangis ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita membayangkan sesuatu ?
Karena seringkali hal terindah din dunia ini tak terlihat oleh mata kita.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan...
ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah, melepaskan bukan berarti akhir dari segalanya...
melainkan awal dari kehidupan yang baru...

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis...
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah tersakiti...
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah mencari dan terus mencoba...

Karena merekalah yang bisa menghargai...
Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka...

CINTA DAN AGUNG
...adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli terhadapnya...
...adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih menunggunya dengan setia...
...adalah ketika dia mulai mencintai orang lain...
dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata ,
” Aku turut berbahagia untukmu “

Apabila cintamu tidak berhasil bebaskanlah dirimu...
Biarkanlah hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi...
Ingatlah, kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
Tetapi saat cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya...

Orang yang terkuat bukanlah orang yang selalu menang dalam segala hal...
Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh...
Entah bagaimana, dalam perjalanan kehidupan...
Kamu akan belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari...
bahwa penyesalan tidak seharusnya ada di dalam hidupmu...
Yang ada hanyalah penghargaan abadi...
atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kamu buat...

SAHABAT SEJATI...
...mengerti ketika kamu berkata, ” Aku lupa “...
...menunggu selamanya ketika kamu berkata, ” Tunggu sebentar “...
...tetap tinggal ketika kamu berkata, ” Tinggalkan aku sendiri “...
...membukakan pintunya, meski kamu belum mengetuknya...

MENCINTAI...
...BUKANlah bagaimana kamu melupakan melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN
...BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan melainkan bagaimana kamu MENGERTI
...BUKANlah apa yang kamu lihat melainkan apa yang kamu RASAKAN
...BUKANlah bagaimana kamu melepaskan melainkan bagaimana kamu BERTAHAN

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
daripada menangis tersedu-sedu...
Air mata yang keluar dapat dihapus...
Sedangkan air mata yang tersembunyi...
Menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang...

Dalam urusan cinta...
kita SANGAT JARANG menang...
Tapi ketika CINTA itu TULUS,...
meskipun kalah, kamu TETAP MENANG...
hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang...
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri...

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang...
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita...
Melainkan karena kita menyadari...
bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya...

Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang...
jangan lepaskan dia...jangan percaya...
bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar-benar mencintai...
MELAINKAN BERJUANGLAH demi cintamu Itulah CINTA SEJATI

Lebih baik menunggu orang yang benar-benar kamu inginkan...
Daripada berjalan bersama orang ” yang tersedia “...
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai...
Daripada orang yang berada di ” sekelilingmu “...

Lebih baik menunggu orang yang tepat...
Karena hidup ini terlalu berharga dan terlalu singkat...
Untuk dibuang dengan hanya ” seseorang “...
Atau untuk dibuang dengan orang yang tidak tepat...

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling menyakiti hatimu...
Dan kadang kala teman yang membawamu di dalam pelukannya...
Dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari...


Puisi ini dari berbagai sumber yang entah siapa pengarangnya, sejak aku kenal internet tahun 1997, udah kenal ama puisi ini...sampai saat ini banyak versi yang terlah saya temui...salah satunya ini...

Baca Selengkapnya..

Benarkah ini Cinta???

Sore itu Monic selesai make over di salon langganannya. Tampak lebih segar dan lebih cantik. Ada rasa puas dan bangga dengan tampilan barunya. 'Ehm dengan begini Bang Dani akan semakin lengket kepadaku dari pada ke istri tuanya' begitu gumam Monic dalam hati sembari memutar-mutar tubuhnya di depan kaca.

Ello yang pemilik salon dengan gaya kenesnya menyanjung Monic. Sambil memandangi Monic yang masih kagum pada dirinya sendiri, Ello menawarkan gaun seksi pada Monic. 'Monic ekke punya sesuatu nie buat Monic, bagus dan cocok sekali dengan paduan model rambut terbaru ye loh', kata Ello dengan gaya kenesnya. 'Ini ga mahal loh, cuman 2,5', tambahnya. 'Wow bagus banget, ye paling ngertiin gw Ello', gitu kata Monic sambil memeluk Ello. 'Ok gw ambil ya, tar malam gue buat Bang Dani terkagum-kagum sama gue', kata Monic bangga.

Setiap Jumat Sore sampai Senin sore Dani seorang Direktur Perusahaan MultiNasional di Jakarta selalu datang ke Surabaya untuk menginap di Apartemen Monic. Perselingkuhan Dani bukan tidak diketahui oleh sang istri, melainkan sang istri sudah bosan berantem sama sang suami. Istri Dani pun sudah mulai mengikuti jejak Dani untuk berselingkuh.

Pertemuan Dani dengan Monic terjadi 2 tahun yang lalu saat Monic masih bekerja sebagai pramugari sebuah penerbangan Singapore. Dani yang sering tugas ke luar negeri sering menggunakan penerbangan tempat Monic bekerja. Sekali dua kali ketemu, Dani yang lebih dulu menyapa Monic dan berkenalan. Sampai suatu saat ketika penerbangan ke Hongkong, Dani dan Monic bertemu di dalam pesawat. Dani pun menyapa Monic dengan halus dan mereka pun berbasa basi sejenak. Lalu saat transit di Singapore, Dani nekat mendekati Monic dan mengajaknya lunch di lounge bandara. Saat itu Monic menolak dengan halus dengan alasan dia masih dalam jam kerjanya.Tak berhenti di situ Dani menawarkan dinner ketika sudah tiba di hongkong nanti. "Berapa lama di Hongkong", tanya Dani . "Ehm 2 hari lagi aku balik ke Indonesia", jawab Monic ramah. "Well, kalau gitu kita dinner di Hongkong besok malam", pinta Dani. "Aku tau restoran yang menyediakan makanan lezat di Hongkong",lanjut Dani. Tersenyum malu atau sungkan atau malang bingung wajah Monic yang cantik terlihat merah padam. "Halloooo", tegur Dani melihat Monic tersipu-sipu.

Setelah dinner di Hongkong dengan Dani, Monic terkesima dengan karisma yang dimiliki Dani. Seorang lelaki muda, energik, pintar dan pasti kaya. Sejak saat itu Monic menjalin hubungan dengan Dani. Tiga bulan menjalin hubungan dengan Dani, Monic belum tau kalau Dani dah beristri. Sampai suatu saat istri Dani mendatangi kantor Monic di Jakarta. Nggak ketemu Monic, karena Monic sedang terbang, Nana istri Dani diterima oleh Manajer HRD tempat Monic bekerja. Selesai terbang, Monic langsung dipanggil oleh Manajer HRD dan diberi peringatan keras. Bak disambar geledek, Monic kaget dan bergegas meminta cuti selama beberapa hari.

Sesampainya di rumah Monic memaki-maki Dani, "Bangsat loe, pembohong, resek, buaya (...darat kaleee..) %&*#$@^&* (maaf sensor)". Setelah itu HP Monic sengaja dimatiin. Tak lama Dani datang ke rumah Monic, bermaksud ngejelasin semuanya. Mulai yang bilang perkawinan mereka bukan dilandasi cinta (lalu dilandasin apa ya???? ranjang???), mereka dijodohkan, ini perkawinan keluarga untuk menyelamatkan bisnis. Sampai menyanjung Monic, yang lain dari pada yang lain lah yang mampu menggetarkan hati Dani lah yang bikin Dani ga bisa tidurlah. Dan seperti kebanyakkan wanita (mungkin) Monic luluh oleh penjelasan Dani, mereka pun berpelukan dan tak lupa Dani mencium kening Monic, leher, berhenti lama di bibir Monic dan mereka pun saling pagut dan saling memainkan lidah satu sama lain. Tangan Dani menelusup ke tank top Monic, melepas tali BH, dan tak lama tank top Monic pun terlepas juga. Nafas keduanya berpacu, seperti memburu sesuatu. Monic berbisik "Dani akan kah kita selesaikan di sofa ini kah permainan kita?". Tanpa menjawab Dani lalu melapas semua pakaiannya. Monic pun tak tinggal diam, dia juga melepas celana pendek dan celana dalamnya sekaligus. Lalu mereka pun dengan cepat melanjutkan permainan. Dani berbisik "Jangan pernah tinggalin aku sayang, aku janji akan nikahin kamu". "Bener, sayang?", tanya Monic. "Bener, suueerrr deh", kata Dani. Lalu yang terdengar cuma suara desah dan...

Tiba-tiba pintu rumah Monic terbuka. "Bangsaaaaattttt, ini toh pelacur yang loeeee bangga-banggain", bentak Nana istri Dani. Kaget mereka berdua dan cepat-cepat memakai pakaian sekenanya. "Hai pelacur, emang loe ga bisa apa cari lelaki lain selain suami orang, dasar per3k5" teriak Nana. Mereka berdua diam saja. "Dani, loe pilih gua apa ini pelacur?", tanya Nana. "Gua pilih Monic, mau apa loe?" bentak Dani balik. "Gua ga takut, loe minta cerai sekarang juga gua layanini", tambah Dani. Ga tahan dibentak Dani, Nana lari keluar rumah Monic dan memacu kendaraan kencang sekali. Sejak saat itu kehidupan keluarga Dani menjadi dingin dan penuh sandiwara. Ketika orang tua mereka datang, maka Dani dan Nana berpura-pura mesra dan harmonis.

Tiga hari sejak kejadian di rumah Monic, Dani memutuskan untuk tinggal di Surabaya. Alasan yang diajukan Dani ke orang tuanya adalah mengembangkan pabrik cabang yang terletak di Gresik. Disetujui oleh orang tua Dani dan orang tua Monic selaku komisaris perusahaan, namun mereka minta kantor Dani tetap di Jakarta dan ke Surabaya hanya di akhir pekan. Sejalan dengan itu, Monic juga memutuskan berhenti bekerja dan tinggal di Apartemen yang disediakan oleh Dani. Sejak saat itu setiap akhir pekan Dani pergi ke Surabaya dan tinggal di Surabaya sampai Senin sore.

Baca Selengkapnya..

Kisah Anne

Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya.

Inti ceritanya kira-kira sbb :

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.
Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk
terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela
tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih
banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu,
bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya.
Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

============ =
Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok organisasi ataupun perusahaan,PELANGGA N,serta siapa saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini..
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, lalu mengubah cara pandang tentang hidupnya.
KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, mengubah cara pandang tentang hidupnya, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidupnya sendiri dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil mengubah hidup seseorang, dari sekedar "Hidup" menjadi "Hidup Yang Lebih Bermakna". Mereka sungguh
beruntung dengan kehadiran Anda di dunia ini.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst)

Baca Selengkapnya..

Pernikahan adalah seperti Sekolah Cinta

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".

Ini untuk : yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah dan yang sedang mencari, khususnya yang sedang mencari.


J I K A........

Jika kamu memancing ikan.....
Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil Ikan itu.....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... .
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......
Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat.... ..

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......
cukuplah sekadar keperluanmu. ......
Apabila sekali ia retak......tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......
Akhirnya ia dibuang..... .
Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.....

Begitu juga jika kamumemiliki seseorang, terimalah seadanya..... .
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya Begitu istimewa.... .
Anggaplah ia manusia biasa.
Apabila sekali ia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. ....akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.
Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus Hingga ke akhirnya.... .

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi.....yang pasti baik untuk dirimu.
Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang
lain....
Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh
memakannya. kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan....yang membawa kebaikan kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.

Baca Selengkapnya..

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT

Based on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu,semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu".

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak. Dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"....

Dari berbagai sumber...

Baca Selengkapnya..

Anak Lelaki dan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Dia senang memanjatnya hingga ke
pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki tersebut sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel, ia
sangat mencintai anak kecil tersebut.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi
bermain-main dengan pohon apel tersebut setiap hari. Suatu hari, dia mendatangi
pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta
pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab
anak lelaki tersebut. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang
untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang...
Tetapi, kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan
uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Dia lalu
memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun,
setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel tersebut kembali sedih.

Suatu hari, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak
lelaki tersebut. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk
tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi
kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," ujar pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi
dengan gembira. Pohon apel tersebut juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu
senang. Tapi, anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel tersebut merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki
itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo
bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar.
Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" sahut anak lelaki tersebut.

"Duh, maaf aku tak punya kapal. Tapi, kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah," ujar pohon apel. Kemudian, anak lelaki itu memotong batang
pohon apel tersebut dan membuat kapal yang diidamkannya. Dia lalu pergi berlayar dan
tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki tersebut datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf,
anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak
apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki
itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," ucap pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki tersebut. "Aku
benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan kepadamu.Yang tersisa
hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," tutur pohon apel itu sambil
menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan
tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk
berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan
beristirahatlah dengan tenang," kata pohon apel. Anak lelaki itu berbaring di
pelukan akar-akar pohon. Pohon apel tersebut sangat gembira dan tersenyum sambil
meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu ibarat orang tua kita. Ketika
kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh
besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu
atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana
untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda
mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu.
Tetapi, kadang begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Baca Selengkapnya..

Cinta Kasih di Hati Manusia

Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena. Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.

Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Maka Matrena meminta pada suaminya untuk menagih hutang orang-orang yang telah mereka buatkan sepatu. Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi tak satupun yang membayar. Dengan sedih Simon pulang. Ia batal membeli mantel.

Dalam perjalanan pulang, Simon melewati gereja, dan saat itu ia melihat sesosok manusia yang sangat putih bersandar di dinding luar gereja. Orang itu tak berpakaian dan kelihatan sekali ia sangat kedinginan.

Simon ketakutan, "Siapakah dia? Setankah? Ah, daripada terlibat macam-macam lebih baik aku pulang saja". Simon bergegas mempercepat langkahnya sambil sesekali mengawasi belakangnya, ia takut kalau orang itu tiba-tiba mengejarnya.

Namun ketika semakin jauh, suara hatinya berkata, "HAI SIMON, TAK MALUKAH KAU? KAU PUNYA MANTEL MESKIPUN SUDAH BERLUBANG-LUBANG, SEDANGKAN ORANG ITU TELANJANG. PANTASKAH ORANG MENINGGALKAN SESAMANYA BEGITU SAJA?"

Simon ragu, tapi akhirnya toh ia balik lagi ke tempat orang itu bersandar. Ketika sudah dekat, dilihatnya orang itu ternyata pria yang wajahnya sungguh tampan. Kulitnya bersih seperti kulit bangsawan. Badannya terlihat lemas dan tidak berdaya, namun sorot matanya menyiratkan rasa terima kasih yang amat sangat ketika Simon memakaikan mantel luarnya kepada orang itu dan memapahnya berdiri. Ia tidak bisa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan-pertanya an Simon, sehingga Simon memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Matrena marah sekali karena Simon tidak membawa mantel baru dan membawa seorang pria asing. "Simon, siapa ini? Mana mantel barunya? "

Simon mencoba menyabarkan Matrena, "Sabar, Matrena.... dengar dulu penjelasanku. Orang ini kutemukan di luar gereja, ia kedinginan, jadi kuajak sekalian pulang".

"Bohong!! Aku tak percaya....sudahlah , pokoknya aku tak mau dengar ceritamu! Sudah tahu kita ini miskin kok masih sok suci menolong orang segala!! Usir saja dia!!"
"Astaga, Matrena! Jangan berkata begitu, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa makan dan punya pakaian, sedangkan orang ini telanjang dan kelaparan. Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?
"Matrena menatap wajah pria asing itu, mendadak ia merasa iba. Lalu disiapkannya makan malam sederhana berupa roti keras dan bir hangat. "Silakan makan, hanya sebeginilah makanan yang ada. Siapa namamu dan darimana asalmu? Bagaimana ceritanya kau bisa telanjang di luar gereja?"

Tiba-tiba wajah pria asing itu bercahaya. Mukanya berseri dan ia tersenyum untuk pertama kalinya. "Namaku Mikhail, asalku dari jauh. Sayang sekali banyak yang tak dapat kuceritakan. Kelak akan tiba saatnya aku boleh menceritakan semua yang kalian ingin ketahui tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menerimaku bekerja di sini."

"Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan sanggup menggajimu", demikian Simon menjawab.

Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat untuk tidur."

"Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai bekerja".

Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka bertanya-tanya.

"Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu? Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan?" Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.

Simon menjawab, "Sudahlah Matrena. Percayalah pada pengaturan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini.Tingkah lakunya cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir dia".

Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu. Sungguh aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih baik dan rapi daripada Simon.

Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai terkenal karena sepatu buatan Mikhail yang bagus. Banyak pesanan mengalir dari desa-desa yang penduduknya kaya. Simon tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat bersyukur karena mereka sadar, tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka takkan semaju ini.

Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Mikhail ini. Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya.

Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. "Hai Simon, Aku minta dibuatkan sepatu yang harus tahan setahun mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk dipenjarakan! ! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas, hati-hati ini kulit yang sangat mahal!"

Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia pertama kalinya tersenyum.

Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia menerima pesanan itu.

Simon berkata, "Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan sepatu semahal ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau salah satu atau malah kita berdua masuk penjara."

Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main terkejutnya Simon. "Astaga, Mikhail, kenapa kau buat sepatu anak-anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar? Celaka, kita bisa masuk penjara karena...."

Belum selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya. "Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja".

"Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar ongkosnya pada Simon", Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada pelayan itu. Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran darimana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.

Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Meskipun penasaran, Simon dan Matrena tak pernah berani menyinggung- nyinggung soal asal usul Mikhail karena takut ia akan meninggalkan mereka.

Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembar yang salah satu kakinya pincang! Ia minta dibuatkan sepatu untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu.

Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu, "Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang?"

Ibu itu menjelaskan, "Sebenarnya mereka bukan anak kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal. Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak dan menindih salah satu kaki anak ini Itu sebabnya ia pincang. Aku sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri."

"Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa Tuhannya", kata Matrena.

Mendengar itu, Mikhail kembali berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh tubuhnya. Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di depan Simon dan Matrena sambil berkata, "Maafkan semua kesalahan yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak mau menceritakan asal usulku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit."

Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, "Nanti dulu Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini?"

Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, "Sebenarnya aku adalah adalah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat menolak perintah Tuhan itu tapi kuambil juga nyawa ibu mereka. Aku menganggap Tuhan kejam. Belum lama mereka ditinggal ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga. Dalam perjalanan ke surga, Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku, 'MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA KEBENARAN INI HINGGA KAU MENGERTI:

PERTAMA, APAKAH YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA?
KEDUA, APA YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA?
KETIGA, APA YANG PALING DIPERLUKAN MANUSIA?'

"Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan. Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut dibelakangnya. Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon berkata, “Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?” Matrena jatuh iba dan memberi aku makan. Saat itulah aku tahu kebenaran pertama:

“YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA ADALAH BELAS KASIH"
"Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya. Saat itulah aku tahu kebenaran kedua:

“MANUSIA TIDAK DIIJINKAN MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA DEPAN MANUSIA ADA DI TANGAN TUHAN"
"Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi. Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut nyawanya. Dan aku melihat si kembar dirawat dengan baik oleh ibu lain. Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga:

“MANUSIA DAPAT HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIA TIDAK AKAN DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA.”
Simon, Matrena, terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran itu, Tuhan telah mengampuniku. Semoga kasih Tuhan senantiasa menyertai kalian sepanjang hidup." Mikhail kembali ke surga.

Dari berbagai sumber

Baca Selengkapnya..

Isi Survey Dibayarin Dollar $$$$